Pages

Thursday, 4 April 2013

Impedansi Kabel Coaxial


Untuk menghubungkan peralatan radio dengan antenna, kita biasanya menggunakan kabel coax. Setiap kabel coax di rancang untuk mempunyai impedansi yang tertentu. Untuk peralatan WiFi, biasanya kita menggunakan kabel coax dengan impedansi 50 ohm. Jika impedansi-nya tidak 50 ohm maka sinyal akan terpantul balik ke pemancar yang kemungkinan akan membuat jebol pemancar. Oleh karena itu kita harus menggunakan kabel coax yang betul-betul match di 50 ohm

kabel coaxial (atau coax pendeknya, berasal dari kata-kata “common axis”). Kabel coax memiliki kawat konduktor ditengahnya yang dikelilingi oleh material non-konduktif yang dinamakan dielektrik, atau insulator. Dielektrik ini kemudian dikelilingi oleh pembungkus yang sering kali terbuat dari kabel lilitan. Dielektrik mencegah tersambungnya konektor di tengah dan kabel pembungkus. Akhirnya, coax dilindungi oleh sebuah penutup luar yang pada umumnya terbuat dari bahan PVC. Konduktor bagian dalam membawa sinyal RF, and pelindung luar mencegah sinyal RF untuk meradiasi ke atmosfer, and juga mencegah sinyal luar dari mengganggu sinyal yang dibawa oleh pusat. Sebuah fakta menarik lainnya adalah sinyal frekuensi tinggi selalu berjalan pada lapisan luar konduktor: semakin besar konduktor di tengah, semakin baik sinyal akan mengalir. Hal ini dinamakan”efek kulit” atau “skin effect”.

Redaman Kabel Coax

Sialnya, kabel termasuk kabel coax akan banyak meredam sinyal. Sebaiknya gunakan kabel coax sependek mungkin agar sinyal tidak teredam sehingga kualitas sambungan tetap baik. Kita biasanya menggunakan kabel coax pendek sepanjang 0.5 meter yang biasa di sebut pigtail. Tampak pada tabel adalah redaman kabel pada frekuensi 2.4GHz dari beberapa kabel coax.
Tipe Kabel Loss / 10 meter (di 2.4GHz).
RG 8 3.3 dB
LMR 400 2.2 dB
Heliax 3/8” 1.76 dB
LMR 600 1.7 dB
Heliax ½” 1.2 dB
Heliax 5/8” 0.71 dB

Sumber: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Coax

0 comments:

Post a Comment